Sering kita mendengar pernyataan "mata adalah jendela jiwa". Nah, ternyata lebih dari itu. Mata bisa mengungkap kondisi kesehatan, lho. Dalam hal ini adalah warna mata.
Warna mata yang kita ketahui di dunia ini ada cokelat, hazel, hijau, biru, abu-abu, dan hitam atau gelap. Dikutip dari laman Prevention, Selasa (9/6), warna mata bisa menguak risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada pemiliknya. Berikut penjelasannya.
1. Orang bermata gelap lebih mungkin memiliki katarak
Semacam kabut muncul di pupil mata merupakan pertanda umum dari katarak. Dan orang-orang dengan mata gelap berisiko lebih besar. Sebuah studi pada tahun 2000 yang diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology mendapati bahwa orang bermata gelap memiliki risiko 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar menderita katarak.
Nah, untuk mencegahnya, kamu bisa melindungi mata dari sinar ultraviolet, misalnya dengan memakai topi atau kacamata ketika matahari begitu menyengat.
2. Vitiligo bisa menyerang orang bermata biru walaupun jarang
Ulasan penelitian vitiligo pada tahun 2012 yang diterbitkan Nature menemukan penyakit autoimun, yang menyebabkan hilangnya warna kulit menjadi bercak-bercak (yang menjadi ciri kurang umum bagi orang bermata biru).
Dari hampir 3.000 pasien vitiligo (yang semuanya orang Kaukasia), yang terlibat dalam penelitian, sebanyak 27% memiliki mata biru, 30% memiliki mata hijau dan hazel, dan 43% memiliki mata cokelat.
Ternyata, setelah dirinci lagi, ada 52% ras Kaukasia yang memang memiliki kecenderungan mata berwarna biru, 22% hijau atau hazel, dan 27% cokelat.
Para peneliti menemukan variasi tersebut terjadi pada dua jenis gen yang berbeda yaitu TYR dan OCA2, yang memiliki peranan penting pada warna mata biru dan juga menurunkan risiko terjangkit vitiligo.
3. Melanoma lebih umum pada orang dengan mata biru
Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling serius di mana mata berubah bentuk, menjadi gelap, menyakitkan, dan/atau mudah berdarah. Bukan hanya menyerang kulit, namun melanoma juga bisa menyerang mata.
Dari sudut pandang genetik, melanoma dan vitiligo terlihat seperti berlawanan. Beberapa hal yang bisa menjadi pelindung bagi vitiligo, justru bisa meningkatkan risiko melanoma. Mengapa? Vitiligo adalah penyakit autoimun, yang berarti respon imun alami kita keliru menyerang tubuh kita sendiri.
Aktivitas respons yang berlebihan bisa menjadi alasan mengapa orang bermata cokelat bisa rentan terhadap vitiligo dan di sisi lain "melawan" melanoma. Namun begitu, keterkaitannya belum diketahui pasti, tapi memang ada gen yang "melindungi" kita dari vitiligo, ada pula gen yang "melindungi" dari melanoma.
4. Orang dengan mata gelap mungkin lebih sensitif terhadap alkohol
Kalau warna mata kamu hitam atau cokelat, kemampuan minummu (dalam hal ini alkohol) tidak sehebat teman bermata biru atau hijau. Hal ini tertulis dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences pada tahun 2001.
Para peneliti menemukan fakta bahwa pengguna alkohol lebih tinggi pada kalangan perempuan bermata terang. Mereka berhipotesis bahwa orang bermata gelap mungkin lebih sensitif terhadap alkohol dan obat lain pada umumnya, yang dapat menyebabkan mereka minum lebih sedikit untuk mencapai efek yang diinginkan.
5. Wanita dengan warna mata terang lebih bisa menahan rasa sakit
Dalam penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Pain Society pada tahun 2014, profesor anestesiologi Inna Belfer, MD, PhD, menyatakan wanita dengan mata warna terang mungkin memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Studi terhadap sekelompok kecil perempuan pada saat sebelum dan setelah melahirkan dan mereka yang bermata gelap, menunjukkan lebih banyak mengalami kecemasan dan gangguan tidur dalam menanggapi rasa sakit.
MedPage Today juga melaporkan bahwa perempuan yang bermata gelap yang sensitif terhadap rasa sakit, mengalami penurunan rasa nyeri ketika menerima epidural (metode umum administrasi anestesi selama persalinan di mana obat bius dengan jarum dan kateter berulir ke dalam ruang udara dekat sumsum tulang belakang).
Belfer menyatakan kepada Pittsburgh Post Gazette bahwa hasil temuan tersebut masih sangat awal, tapi bisa diharapkan bisa membantu dokter menentukan penyebab genetik dari rasa sakit.
6. Orang dengan mata berwarna terang mungkin lebih cenderung memiliki degenerasi makula terkait usia
Salah satu penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan setelah usia 50 tahun adalah berkaitan dengan usia degenerasi makula atau AMD.
AMD merupakan kerusakan sebagian kecil dari bagian mata yang dekat dengan pusat retina, yang berfungsi mempertajam penglihatan kamu. Hal ini dapat dimulai dengan penglihatan yang kabur.
Beberapa studi kecil telah menyarankan bahwa selain merokok dan riwayat penyakit keluarga, memiliki mata warna terang bisa meningkatkan risiko menderita AMD sebanyak dua kali lipat.
Namun sebagian besar penelitian ini telah mengalami perubahan. AMD ternyata lebih umum terjadi pada orang Kaukasia, yang umumnya memiliki warna mata pucat.
Sayangnya, tidak ada penelitian yang mendukung sebab-akibat pasti antara keduanya (AMD dan warna mata). Mungkin hal ini serupa dengan anggapan bahwa mereka yang berasal dari ras Afrika-Amerika memiliki risiko besar menderita glaukoma dan pada orang bermata gelap justru meningkat lebih tinggi risikonya. Namun lagi-lagi, kaitannya belum ditemukan pasti.
7. Perubahan warna mata bisa menjadi tanda tidak baik
Jika kamu melihat kemerahan pada bagian putih matamu, kamu mungkin memiliki alergi yang tidak terdiagnosis. Kalau bagian putih menjadi kuning, kemungkinan kamu memiliki masalah dengan organ hati.
Nah, kalau satu mata berubah warna baru-baru ini, bisa saja menjadi pertanda neurofibromatosis, yang menyebabkan tumor jaringan saraf, atau sindrom Waardenburg, yang biasanya melibatkan tuli dan kulit pucat, atau bahkan bisa melanoma iris sinyal.
Namun begitu, bila mata kamu hanya mengalami perubahan warna setidaknya dua warna saja yang berbeda, kamu tidak perlu khawatir. Itu pertanda ada pola yang sedikit berbeda dari pigmen yang ada di mata. Namun bila perubahan warna berlebihan, segera periksa ke dokter ahli.
Nah, guys, kamu jangan terburu kebakaran jenggot. Kamu bisa mengamati kembali dengan saksama perubahan pada matamu. Penjelasan di atas menunjukkan referensi tentang warna mata dan kemungkinan penyakit yang diderita, namun bukan berarti mutlak.
Yang jelas, mari kita jaga kesehatan mata. Boleh banget kalau mau periksa mata sesekali ke dokter mata untuk mengetahui kondisi dan segala kemungkinan.
Warna mata yang kita ketahui di dunia ini ada cokelat, hazel, hijau, biru, abu-abu, dan hitam atau gelap. Dikutip dari laman Prevention, Selasa (9/6), warna mata bisa menguak risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada pemiliknya. Berikut penjelasannya.
1. Orang bermata gelap lebih mungkin memiliki katarak
Semacam kabut muncul di pupil mata merupakan pertanda umum dari katarak. Dan orang-orang dengan mata gelap berisiko lebih besar. Sebuah studi pada tahun 2000 yang diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology mendapati bahwa orang bermata gelap memiliki risiko 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar menderita katarak.
Nah, untuk mencegahnya, kamu bisa melindungi mata dari sinar ultraviolet, misalnya dengan memakai topi atau kacamata ketika matahari begitu menyengat.
2. Vitiligo bisa menyerang orang bermata biru walaupun jarang
Ulasan penelitian vitiligo pada tahun 2012 yang diterbitkan Nature menemukan penyakit autoimun, yang menyebabkan hilangnya warna kulit menjadi bercak-bercak (yang menjadi ciri kurang umum bagi orang bermata biru).
Dari hampir 3.000 pasien vitiligo (yang semuanya orang Kaukasia), yang terlibat dalam penelitian, sebanyak 27% memiliki mata biru, 30% memiliki mata hijau dan hazel, dan 43% memiliki mata cokelat.
Ternyata, setelah dirinci lagi, ada 52% ras Kaukasia yang memang memiliki kecenderungan mata berwarna biru, 22% hijau atau hazel, dan 27% cokelat.
Para peneliti menemukan variasi tersebut terjadi pada dua jenis gen yang berbeda yaitu TYR dan OCA2, yang memiliki peranan penting pada warna mata biru dan juga menurunkan risiko terjangkit vitiligo.
3. Melanoma lebih umum pada orang dengan mata biru
Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling serius di mana mata berubah bentuk, menjadi gelap, menyakitkan, dan/atau mudah berdarah. Bukan hanya menyerang kulit, namun melanoma juga bisa menyerang mata.
Dari sudut pandang genetik, melanoma dan vitiligo terlihat seperti berlawanan. Beberapa hal yang bisa menjadi pelindung bagi vitiligo, justru bisa meningkatkan risiko melanoma. Mengapa? Vitiligo adalah penyakit autoimun, yang berarti respon imun alami kita keliru menyerang tubuh kita sendiri.
Aktivitas respons yang berlebihan bisa menjadi alasan mengapa orang bermata cokelat bisa rentan terhadap vitiligo dan di sisi lain "melawan" melanoma. Namun begitu, keterkaitannya belum diketahui pasti, tapi memang ada gen yang "melindungi" kita dari vitiligo, ada pula gen yang "melindungi" dari melanoma.
4. Orang dengan mata gelap mungkin lebih sensitif terhadap alkohol
Kalau warna mata kamu hitam atau cokelat, kemampuan minummu (dalam hal ini alkohol) tidak sehebat teman bermata biru atau hijau. Hal ini tertulis dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences pada tahun 2001.
Para peneliti menemukan fakta bahwa pengguna alkohol lebih tinggi pada kalangan perempuan bermata terang. Mereka berhipotesis bahwa orang bermata gelap mungkin lebih sensitif terhadap alkohol dan obat lain pada umumnya, yang dapat menyebabkan mereka minum lebih sedikit untuk mencapai efek yang diinginkan.
5. Wanita dengan warna mata terang lebih bisa menahan rasa sakit
Dalam penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Pain Society pada tahun 2014, profesor anestesiologi Inna Belfer, MD, PhD, menyatakan wanita dengan mata warna terang mungkin memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Studi terhadap sekelompok kecil perempuan pada saat sebelum dan setelah melahirkan dan mereka yang bermata gelap, menunjukkan lebih banyak mengalami kecemasan dan gangguan tidur dalam menanggapi rasa sakit.
MedPage Today juga melaporkan bahwa perempuan yang bermata gelap yang sensitif terhadap rasa sakit, mengalami penurunan rasa nyeri ketika menerima epidural (metode umum administrasi anestesi selama persalinan di mana obat bius dengan jarum dan kateter berulir ke dalam ruang udara dekat sumsum tulang belakang).
Belfer menyatakan kepada Pittsburgh Post Gazette bahwa hasil temuan tersebut masih sangat awal, tapi bisa diharapkan bisa membantu dokter menentukan penyebab genetik dari rasa sakit.
6. Orang dengan mata berwarna terang mungkin lebih cenderung memiliki degenerasi makula terkait usia
Salah satu penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan setelah usia 50 tahun adalah berkaitan dengan usia degenerasi makula atau AMD.
AMD merupakan kerusakan sebagian kecil dari bagian mata yang dekat dengan pusat retina, yang berfungsi mempertajam penglihatan kamu. Hal ini dapat dimulai dengan penglihatan yang kabur.
Beberapa studi kecil telah menyarankan bahwa selain merokok dan riwayat penyakit keluarga, memiliki mata warna terang bisa meningkatkan risiko menderita AMD sebanyak dua kali lipat.
Namun sebagian besar penelitian ini telah mengalami perubahan. AMD ternyata lebih umum terjadi pada orang Kaukasia, yang umumnya memiliki warna mata pucat.
Sayangnya, tidak ada penelitian yang mendukung sebab-akibat pasti antara keduanya (AMD dan warna mata). Mungkin hal ini serupa dengan anggapan bahwa mereka yang berasal dari ras Afrika-Amerika memiliki risiko besar menderita glaukoma dan pada orang bermata gelap justru meningkat lebih tinggi risikonya. Namun lagi-lagi, kaitannya belum ditemukan pasti.
7. Perubahan warna mata bisa menjadi tanda tidak baik
Jika kamu melihat kemerahan pada bagian putih matamu, kamu mungkin memiliki alergi yang tidak terdiagnosis. Kalau bagian putih menjadi kuning, kemungkinan kamu memiliki masalah dengan organ hati.
Nah, kalau satu mata berubah warna baru-baru ini, bisa saja menjadi pertanda neurofibromatosis, yang menyebabkan tumor jaringan saraf, atau sindrom Waardenburg, yang biasanya melibatkan tuli dan kulit pucat, atau bahkan bisa melanoma iris sinyal.
Namun begitu, bila mata kamu hanya mengalami perubahan warna setidaknya dua warna saja yang berbeda, kamu tidak perlu khawatir. Itu pertanda ada pola yang sedikit berbeda dari pigmen yang ada di mata. Namun bila perubahan warna berlebihan, segera periksa ke dokter ahli.
Nah, guys, kamu jangan terburu kebakaran jenggot. Kamu bisa mengamati kembali dengan saksama perubahan pada matamu. Penjelasan di atas menunjukkan referensi tentang warna mata dan kemungkinan penyakit yang diderita, namun bukan berarti mutlak.
Yang jelas, mari kita jaga kesehatan mata. Boleh banget kalau mau periksa mata sesekali ke dokter mata untuk mengetahui kondisi dan segala kemungkinan.